Thursday, August 25, 2011

Setengah Din

Agaknya nih isu pernikahan lagi santer banget ya dibicarakan, bagus lah setidaknya saya jadi tahu bahwa ada hal lain yang lagi ke hits saat ini selain Syahrini, Anang dan Ashanti.

Nah, karena seringnya saya mendengar obrolan macam ini tiba-tiba aja kepikiran pertanyaan: "Kenapa Allah memberikan ganjaran yang sangat besar bagi sebuah pernikahan ya? Sampai-sampai nilainya setengah agama atau setengah din?"

Menghabiskan sisa hidup dengan seseorang yang baru, bagi saya cukup mengkhawatirkan malah agak menakutkan. Hehe. Setelah sekian lama tinggal bersama dan merasa nyaman dengan orang-orang disekililingnya: ibu, ayah, kakak, adik, kemudian hidup dengan pendatang baru yang nantinya akan melahirkan tanggung jawab baru dan mungkin masalah serta persoalan baru yang kunci jawabannya belum tentu kita tahu. Yaahh.. ini sih skeptisnya saya aja. Mungkin karena kisah rumah tangga disekeliling saya kurang indah, adaaa aja masalahnya.

Nah, jawaban dari seorang teman:
"Karena kita bisa saling menguatkan dalam ibadah dan keimanan dalam pernikahan, juga ada ibadah yang hanya bisa dilakukan dalam pernikahan misalnya melahirkan generasi islami".

Lalu ada lagi:
"Karena sebuah mahligai pernikahan itu, begitu berat perjalanan yang akan dilalui. Maka nilainya setengah agama. Ada 3 hal dalam Al-qur'an yang termasuk perjanjian berat yang arsy bergetar ketika disebutkan, salah satunya adalah ijab qabul pernikahan".
Wah kalau ini malah dibilang perjanjian berat. Makin beban aja rasanya. Hhee..

Eiittss.. saya nulis ini bukan berarti anti pernikahan loh! Saya cuma masih bertanya aja perihal ibadah yang imbalannya sangat besar ini, sampai setengah agama. Jadi, kalau ada yang punya jawaban lain harap di share ya :)


"Happiness only real when shared."
Into the Wild (2007)

Wednesday, August 24, 2011

Me and Number


Saat saya masih belasan tahun dulu bertemu dengan orang yang usianya diatas dua-puluhan tuh kayanya gimana gitu, "wah udah dua puluh tahun!". Sepertinya sudah dewasa dan siap mengemban tugas negara *halah*.

Waktu usia saya menginjak dua puluh tahun pun rasanya masih ga percaya, "udah dua puluh tahun nih?", terus tau-tau udah dua puluh satu dan akhirnya bahkan sekarang udah dua puluh dua tahun!. Kalau lagi ngaca di rumah juga suka self talking, "halo 22 tahun, udah ngapain aja???", terus jadi risau dan khawatir. Yah kalau kata anak-anak jaman sekarang sih galau (==!)

Di usia segini percapakapan basa-basi seperti, "sibuk apa sekarang?", terasa menekan dan terdengar seperti, "Hari gini masih luntang-lantung, malu woy sama umur!". Kalau ngumpul sama teman-teman cewe pun topik pembicaraannya berujung pada: Johan a.k.a Jodoh Tuhan #gubrak

Saya pribadi sih belum mikirin si johan. Di usia yang segini ini (udah cukup kali ya pengulangan umurnya paragraf sebelumnya) kerisauan saya lebih kepada karir dan 'balas budi' saya kepada orang tua. Apalagi saya memutuskan untuk melanjutkan kuliah dan biayanya ternyata tidak sedikit.

Sedih rasanya saat mengingat jika kuliah saya yang kedua masih harus dibiayai oleh orang tua.Malu rasanya kalau untuk uang buku pun masih minta sama Bapak.

Rasanya sangat iri ketika melihat teman-teman yang sudah menemukan tempat kerja di bidang yang mereka cintai, kemudian dengan antusiasnya berbagi cerita dan pengalaman yang mereka dapatkan di dunia iklan.

Khawatir to the max saat kepikiran, "Akankah ada kartu nama bertuliskan Febrina Riski, Copywriter ?", "kapan ya ketemu teman-teman kampus di ruang pitching".
Saya jadi ingat, jaman kuliah dulu saat di semester terakhir salam candaan kami adalah, "Sampai ketemu di ruang pitching ya! Hahaha". Ya, karena beberapa dosen bercerita mengenai betapa seringnya mereka bertemu teman-teman atau kenalan saat pitching 'rebutan' project iklan. Seru!

Passion saya saya sendiri sebenarnya di fotografi dan impian terbesar saya adalah menjadi fotografer National Geographic.Wow banget ga tuh! Tapi sampai detik ini hal tersebut benar-benar hanya mimpi, yah karena saya tidak tahu harus memulai darimana.hehehe. Maka saya fokus sama impian saya yang lain yaitu bekerja di Ad Agency sebagai seorang copy, untuk yang satu ini sudah saya usahakan tapi sayangnya memang belum saatnya :D

Time keeps flying and number keeps going, but for me is never too old to keep dreaming.

"I think good things will happen, if you are a good person with a good attitude, don't you think?"
Vanilla Sky (2001)



Friday, August 19, 2011

Istigfarillah!


Beberapa hari lalu materi yang dibawakan penceramah benar-benar nanjlep di hati dan otak saya (biasanya kan keluar masuk kuping tuh materi.hehehe). Materinya tentang Manfaat Istigfar. Pak Penceramahh sendiri dapet materi ini dari buku yang dikasih sama dosennya dan ia merasa harus membagikannya dengan jama'ah, begitu pula dengan saya. Rasanya bagus nih untuk dibagi-bagi, siapa tau bermanfaat :D

Diawali dengan kisah penuh hikmah..

Alkisah ada 3 orang yang meminta nasehat kepada seseorang yang dianggapnya memiliki ilmu agama yang baik (saya lupa namanya), jadi sebut saja Fulan.

Orang #1
A : "Ya Fulan, sawah saya semakin lama-semakin mengering sehingga berakibat buruk terhadap panen saya. Apakah anda bisa memberikan solusinya?"
F : "Istigfarillah!. Beristigfar lah kamu!"

Orang #2
B : "Fulan, belakangan ini bisnis saya sepi. Kalau terus menerus seperti ini maka saya bisa bangkrut. Bisa anda memberikan nasehat kepada saya?"
F: "Istigfarillah!"

Orang#3
C : "Fulan, oran tua saya hendak menjodohkan saya dengan seorang lelaki yang saya tau ia bukanlah lelaki yang baik. Apa yang harus saya lakukan?"
F : "Istigfarillah!"

Maka ketiganya menjalankan apa sesuai dengan nasehat si Fulan, meskipun mereka agak bingung mengapa ia memberikan solusi yang sama kepada mereka.

Petani beristigfar selama disawahnya, penjual terus beristigfar ketika menjaga tokonya begitupun dengan sorang wanita yang hendak dijodohkan oleh keluarganya, ia terus menerus memohon ampun kepada Allah. Ternyata ketika mereka beristigfar teringatlah kembali dosa-dosa dan segala kelalaian yang telah mereka lakukan selama ini. Mereka pn bertobat dan semakin bersungguh-sungguh memohon ampun kepada Allah.

Kemudian, beberapa hari kemudian terjawablah jawaban dari permasalahan mereka : hujan datang mengairi sawah sang petani, penjual pun merasa senang karena tokonya kembali ramai, dan lelaki yang hendak dijodohkan oleh si wanita ditangkap oleh aparat karena kasus narkotika.

Subhanallah. Betapa istigfar telah membuka jalan dari kesempitan yang sedang menimpa seseorang. Pak Penceramah juga mengajak jama'ah untuk banyak-banyak beristigfar karena jangan-jangan selama ini dosa-dosa kita telah menghambat rezeki, doa-doa dan sebagainya.

Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa senantiasa membaca istighfar, maka Allah akan menjadikan baginya dari tiap-tiap kesulitan suatu jalan keluar, dan dari setiap kesusahan suatu jalan keluar, serta Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak diduga-duga.” (HR. Muslim dan HR.Abu Daud dan Nasa’i).

Beristigfarpun bukan hanya pada saat kita secara sadar melakukan kesalahan. Tetapi juga saat kita lalai atau tanpa sadar melakukannya. Seperti misalnya dalam sesudah sholat, kita kemudian beristigfar memohon ampun jikalau sholat/ibadah yang kita lakukan kurang sempurna, tidak khusyuk (apalagi saya yang masih suka ngawang-ngawang pikirannya).

Bahkan saat keluar dari kamar mandi Rasulullah SAW mengajarkan untuk membaca, "غُفْرَانَكَ" Ghufraanaka (Aku mohon ampunan-Mu, Ya Allah), kemudian baru membaca doa keluar dari kamar mandi. Karena mungkin saat di dalam tidak sengaja kita mengucap nama Allah, dan kesalaha-kesalahan lainnya yang tidak disengaja.

Istigfar ada bermacam-macam dan yang paling sederhana adalah Astagfirullahal'adzim.

Dari Ibnu Mas’ud r.a, bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Barangsiapa yang berdoa: “Astaghfirullaahalladzii laa ilaaha illa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaihi” (Saya mohon ampun kepada Allah Dzat yang tidak ada sesembahan yang benar melainkan Dia yang Maha Hidup, lagi terus-menerus mengurus makhluk-Nya dan saya bertaubat kepada-Nya), maka diampunilah dosa-dosanya walaupun lari dari perang”. (HR. Abu Dawud, At Tirmidzi & Al Hakim, Berkata Al Imam An Nawawi: hadits ini shahih berdasarkan syarat Al Bukhari & Muslim)

Atau membaca Al-matsurat.
Rasulullah SAW dalam sebuah hadits menyatakan keutamaan dari bacaan Sayyidul Istighfar. Beliau bersabda “Barang siapa yang membacanya (Sayyidul Istighfar) pada permulaan siang hari dengan penuh keyakinan dan dia meninggal pada siang itu sebelum masuk waktu sore, maka dia termasuk ahli surga. Barangsiapa yang membacanya pada permulaan malam hari dengan penuh keyakinan dan dia meninggal pada malam itu sebelum masuk waktu subuh, maka dia termasuk ahli surga.” (HR. Bukhari)

Jadi mari kita rajin-rajin beristigfar. Sabagaimana halnya nabung, tang ting tung jangan dihitung. Tau-tau kita nanti dapat untung, yaitu balasan yang indah dari Allah SWT.Amin

CMIIW :)


source hadist: http://jalandakwahbersama.wordpress.com/2009/07/03/istighfar/






Wednesday, August 17, 2011

#INDONESIA66


"Kami menggoyangkan langit, menggempakan darat, dan menggelorakan samudera agar tidak jadi bangsa yang hidup hanya dari 2 ½ sen sehari. Bangsa yang kerja keras, bukan bangsa tempe, bukan bangsa kuli. Bangsa yang rela menderita demi pembelian cita-cita"

-Soekarno-

Quote ini sukses bikin saya tertegun sejenak dan merenung. Sedih. Tersemangati.
Tertegun, karena harapan beliau yang sangat besar terhadap Indonesia setelah perjuangannya selama bertahun-tahun. Sedih karena ternyata hingga diumur yang ke 66 ini Indonesia masih harus terus berjuang untuk kesejahteraan merata dua ratus juta penduduknya dan berperang menghabisi orang-orang yang duduk manis menghabisi negeri ini dengan caranya sendiri. Namun, semangat dan optimismenya mendorong saya untuk lari kembali mengejar mimpi, setelah sempat merasa sangat lelah dan hampir pasrah.

Saya mungkin belum mempunyai rencana pasti tentang apa yang akan saya berikan untuk negeri ini, tapi yang pasti saya punya mimpi untuk melihatnya berdiri dan jauh lebih baik dari kini.




Dirgahayu Indonesia!!




source: http://www.goodreads.com/author/quotes/661589.Soekarno

Friday, August 12, 2011

Lika-Liku Pengendara Motor

Membelah carut-marutnya lalu lintas ibu kota dengan sepeda motor memang pengalaman yang mungkin ga ditemui dimanapun. Walaupun bikin stress dan makan ati pas ngejalaninnya, toh akhirnya jadi cerita menarik dikala weekend-an di rumah. Dari mulai kejebak macet yang ga jelas asal-usulnya, diteriakin beg* t*olol lah, nyaris nabrak dan udah nabrak, diomelin kenek kopaja, sampe perihal ujung keliking kaki kelindes ban mobil (eh malah jadi curhat).

Nah, salah satunya yang paling berkesan dan nempel di otak saya yaitu stiker warna kuning yang suka nempel di bagian belakang motor. Stiker-stiker itu jadi hiburan tersendiri buat saya, ga jarang bikin saya ngakak sendiri bacanya. Bagi saya yang bermimpi jadi copywriter, mereka para pembuatnya benar-benar juara deh! Kata-katanya yang nyeleneh tapi kena di hati, agaknya paham banget kondisi dan perilaku konsumennya.

Ini dia beberapa 'celetukan'-nya yang sukses nyantol di kepala saya :

"Pernah Ganteng" << agak kasian bacanya
"Nabrak Matanya Katarak" << ngakak bacanya
"Lelaki Sejati Oper Gigi" << jlep jlep nanjlep
"Motor Modis Pemangsa Gadis" << aiihh aw aw
"Kalo Lo Bisa Baca Tulisan Ini Berarti Jarak Lo Terlalu Deket Sama Gw" << paporit banget nih!
"Ikuti Gw Ke Jalan Yang Benar" << ambigu
"2 Anak Cukup, 2 Bini Bangkrut" << korban poligami
"Motor Wakaf Jangan Dicolong" << bukan bukan motor kreditan nih
"Hari Gini Oper Gigi? Cape deh!" << lelaki sejati yang pake matic #sotoy
"Jelek-jelek Motor Sendiri" << curhat
"Nabrak Gw Jitak!" << ampun bang!
"Cintamu Tak Semurni Bensinku" << barisan sakit hati
"Lo Dibelakang Orang Ganteng" << bikin orang pengen nyalip

Begitulah, ditengah kepulan asap hitam knalpot kopaja dan bisingnya kendaraan bermotor tapi ada aja yang bisa bikin saya melemasakan otot wajah :D

Saturday, August 6, 2011

Balada Tiap Romadhon

Kalau dipikir-pikir ternyata ditempat saya tinggal banyak kejadian yang polanya berulang dari Romadhon ke Romadhon (kaya judul sinetron), dari mulai yang dilematis sampe yang ganggu abis.

#1
Taraweh malam pertama berangkatnya dulu-duluan, takut ga dapet tempat.
Mulai malam ketiga berangkatnya pas adzan berkumandang karena jamaahnya udah banyak berkurang (padahal belom ada seminggu ==")

#2
Adakalanya ngeliat anak-anak main sama temen-temennya adalah hal yang lucu dan menggemaskan. Tapi kalo mainnya didalam masjid... Jadi bahan cerita deh.
Dari tahun ke tahun, bocah-bocah selalu jadi pokok bahasan utama terutama dikalangan ibu-ibu. Karena biasanya anak-anak berangkat taraweh sama ibu/mba-nya jadi lebih banyak di bagian ibu-ibu dari pada bapak-bapak. Dibiarin, berisik. Dibilangin, ga mempan. Diusir, ga sampe hati, ntar mereka trauma dan ga mau sholat di masjid lagi. Hhhh...

#3
Yang dibawah kipas angin: "Aduh kipasnya kecilin dong, dingin nih"
Yang didepan kipas angin: " Anginnya bikin mata sepet, ngantuk"
Yang beberapa meter dari kipas angin : "Panas banget niih, kipasnya ga kerasa"

Musim hujan: "kipasnya kebanyakan nih, matiin aja deh satu"
Ga hujan-hujan: "Harusnya tambah kipas satu lagi nih sebelah sini"

Rempongnyaa (=.=!)

#4
Keberadaan bocah-bocah yang bergerombol saat menuju ke masjid (biasanya 5-10 bocah), teraweh cuma beberapa rakaat, waktu ceramah sibuk kasak-kusuk nyatet ceramah buat yang ga dapet buku Romadhon jajan ke warung, witir udah ngelipetin mukena dan ambil ancang-ancang buat minta tanda tangan uztad.
Kalo kakak saya nyebutnya, gerombolan kuman-kuman #sadis

#5
Sebenernya ini pertanyaan pribadi yang masih jadi misteri, kenapa kalo ibu-ibu taraweh bawa sajadah padahal kan udah ada karpet masjid? Kalau bapak-bapak taraweh cuma bawa diri aja. Ga jarang juga sajadahnya lebih lebar dari badannya, walhasil shof-nya jadi renggang, kalau diminta geser segen karena ribet mindah-mindahin sajadahnya. Kayanya emang udah sunnatullah ya kalau kaum hawa tuh rempong cyiinn..

#6
Waktu jaman saya dan sebagian besar anak-anak Beji Permai lainnya masih Diniyah/ngaji dulu, setelah takbir taraweh rakaat pertama ada guru ngaji yang keliling, memantau sambil bawa-bawa sapu lidi. Kalo ada yang berisik langsung ditertibkan.hahaha...

#7
Paling aware sama nama orang yang akan menjadi imam besok malam


Yah begitulah balada Romadhon yang berulang tiap tahunnya di masjid lingkungan rumah saya :D

Monday, August 1, 2011

Lonely Nature : Cikaso & Cigangsa

Alhamdulillah, bulan Juli ini saya bisa kembali melihat tempat-tempat yang Allah ciptakan dengan segala detail keindahannya. Hihiw! Bersama 6 orang teman SMA (lagi) dan kali ini tujuannya adalah curug alias air terjun di Sukabumi, yaitu Curug Cikaso dan Curug Cigangsa. Trauma dengan pengalaman mampir ke curug di Bogor yang amburadul bersama keluarga tahun lalu, saya googling dulu sebelum berangkat. Ternyata, wow! foto-fotonya bikin saya jadi semangat'45.

Karena jarak tempuh Depok-Sukabumi yang memakan waktu 6-8 jam (udah kaya mudik), maka kami berangkat pada saat dimana muazin subuh pun masih check sound-pukul 4 pagi.

Pukul 6 pagi di Lido kondisinya temaram karena matahari harus mengalah dengan kabut yang masih setia menyelimuti Sukabumi. Trip saat weekday memberikan kesan tersendiri karena kami dapat melihat kesibukan di daerah yang dilewati. Terutama saat melihat anak-anak sekolah yang bersemangat menuju sekolahnya masing-masing ditengah cuaca yang sangat enak untuk matikan weker- tarik selimut-tidur lagi.

Klimaks dari rute perjalanan panjang ini adalah saat harus melintasi bukit yang berkelok-kelok dasyat dengan jurang sebagai ancamannya. Disini saya sangat kagum dengan skill mengemudi teman saya yang bernama Purwo as a driver yang dapat melewati itu semua dengan lancar jaya, rasanya mau standing applause plus jumping jumping saat itu juga. Silakan bagi ibu-ibu yang punya anak gadis bisa dipertimbangkan nih teman buat calon mantunya #eh

Okhay, pasca 'membelah' bukit dan mengagumi masyarakat yang masih setia tinggal di bukit yang jarang angkot-jauh tetangga-susah belanja plus melihat serunya siswa/i antar SD lomba gerak jalan akhirnya sampai juga di destinasi pertama kami: Curug Cikaso.

Harga tiket masuknya Rp.5000/orang dan untuk sampai di air terjunnya kita sewa perahu kecil dengan biaya Rp.80.000,- waktu tempuhnya ternyata setara dengan anda membuat mie instan di rumah (5 menit saja)

Selama di perahu, pemandangannya ga kalah keren

Subhanallah.. kagum sekagumnya, ga nyangka air jatuh pun bisa menghasilkan hal seindah ini.

Hem, berasa di suatu pulau kecil

Meskipun airnya sedikit (karena sedang kemarau) tapi tetap tidak mengurangi keindahannya. Justru saya bersyukur jadi kami bisa berfoto dari jarak dekat tanpa khawatir SLR basah.hehehe..

Oia, ternyata ini loh yang disebut Air Terjun Pengantin!


Puas di Cikaso, lanjut ke destinasi berikutnya yaitu Curug Cigangsa atau Curug Luhur. Nah, ternyata butuh usaha sangat besar untuk mencapai curug ini ditambah matahari yang menusuk-nusuk kulit. Tapi, berjuangan tersebut terbayar lunas setibanya di lokasi. Berwisata ke air terjun saat musim kemarau kayanya salah banget ya, tapi air terjun yang mengering jadi pesona tersendiri loh! Dinding curug Cigangsa yang berlapis-lapis setinggi gedung 4 lantai terlihat dengan jelas dan yang sangat membuat terpesona plus merinding disko ngeliatnya adalah jurang dibawahnya yang bikin ngilu lemes ngeliat kedalemannya.

Dinding air terjun kering yang berlapis-lapis

Kalo dari bawah begini keliatannya :D

Karena curug ini sebenarnya punya 2 air terjun yang tersusun secara vertikal. Jadi kalau dilihat dari atas saat kemarau begini, susunanya adalah: sungai, air terjun setinggi gedung 4 lantai, kolam yang menjadi daratan saat kering dan air terjun setinggi gedung 2 lantai.

salah satu sudut air terjun

Se-curug cuma ada 7 orang ini

Yang paling berkesan disamping otot kaku, paha nyut-nyutan adalah saat kami diminta untuk membayar tarif Curug Cigangsa yaitu Rp.2000/orang, dan ternyata eh ternyata teman saya yang sudah pernah kesana (bukan saat kemarau) tarifnya Rp.5000/orang! Agaknya tarif masuk disesuaikan dengan banyak/sedikitnya air yang terjun. hahaha..

Jalan pulang yang terus menanjak, bikin otot paha kaku

Keberadaan awan yang apik ditengah panas yang mentereng

Pukul 4 sore memulai pulang, kembali harus duduk sambil cekikikan di mobil selama 6 jam, kembali harus menyusuri 'wahana' bukit yang berkelok-kelok namun bedanya adalah kami disuguhi warna oranye sunset yang menggoda mata. Dari kejauhan juga terlihat pantai Pangandaran dengan 'dekorasi' di tiap sudutnya: pabrik, sawah, bukit.

Perjalanan akhirnya selesai pukul 10 malam saat kami melawati gerbang "Selamat Datang di Kota Depok". Pengalaman kali ini cuma berharga kurang dari 100 ribu loh!

The last, see you around on the next trip! :D