Mungkin ini yang dinamakan cemburu... buta.
Cemburu yang sudah di luar akal dan logika.
Bahkan mungkin aku tidak akan mengelak ketika sahabatku tertawa sambil berseloroh, "sudah gila!"
Menyadari bahwa bukan aku yang pertama kau tanyakan ketika
membuka mata, dan melupakanku tidak membuatmu sakit kepala sementara kepalamu
akan pening tujuh keliling ketika kau melupakannya di satu pagi, membuatku jadi
meradang sendiri.
Akhirnya aku putar otak dan mulai belajar berkompromi.
Kini aku sudah bisa membuatmu meneriakan namaku kesana kemari.
Sungguh itu jadi hiburan tersendiri.
Ya.. setidaknya aku lah yang kau panggil berulang kali.
Ya.. setidaknya aku lah yang kau panggil berulang kali.
Meskipun tujuan utamamu tetaplah bukan aku.
Melainkan masih secangkir kopi itu.