"Wa'alaikumsallam", saya melongok ke pagar.
"Amah Tiwi, mau beli es ga?"
Ya, sekitar pk.14.00, saat matahari sedang terik-teriknya, saat hampir semua orang memilih untuk tidur atau sekedar istrirahat bahkan menolak melakukan kegiatan di luar ruangan, dua bocah berumur 7 dan 9 tahun seperti menantang matahari-dengan semangat dan senyum merekah berkeliling menjual es.
Muhammad dan Syamil, mereka tak lain adalah murid Kakak saya. Menurut Kakak saya, mereka (terutama Muhammad) memang sangat senang melakukan hal-hal semacam itu.
"Waktu itu pernah bantuin ngumpulin gelas Aqua, cuma dikasih 2ribu terus dibagi dua sama teman. Yah padahal udah cape-cape nyari. Ga mau lagi deh", ujar Muhammad. Haha.
Saya takjub melihat anak sekecil itu sudah memiliki semangat usaha yang tinggi, sekaligus geli menyaksikkan kepolosannya.
Setelah keduanya pulang, Bapak melontarkan pertanyaan ke saya, "Kiki mau ga kalo disuruh jualan kaya gitu? berani ga?".
Saya terdiam, merenung. Jika mau jujur, saya tidak mempunyai mental dagang seperti mereka. Masih malu dan segan jika disuruh berdagang seperti itu. Kalah telak. Padahal berdagang adalah pekerjaan yang disukai oleh Rasulullah SAW. Karena dalam berdagang ujiannya sangatlah besar, butuh kejujuran. Menjadi pedagang bisa membwa kita menjadi orang yang mulia dan masuk surga, atau malah sebaliknya.
Perlu diketahui 2 bocah itu tidak dengan paksaan loh, bahkan ummi-nya pun terkadang geleng-geeng kepala melihat tingkah kedua anaknya. Masya Allah..
Semoga Allah selalu memberkahimu, Muhammad & Syamil :)
Semoga Allah selalu memberkahimu, Muhammad & Syamil :)
thumb.
ReplyDeleteamah tiwi..
ReplyDeletekapan iftor nich?
hehe