Dad, I Need You

A Fatherless Country, Ayah ada namun tiada. Keberadaannya ada secara fisik namun tidak secara psikologis.
Istilah saya tersebut saya dengar dari acara Kick Andy. Agak terkejut juga saya mendengarnya. Ada ya hal kaya gitu?  

Pola pikir bahwa segala perihal rumah tangga- termasuk mengurus anak- adalah kewajiban kaum perempuan menjadikan hal-hal tersebut tabu bagi kaum lelaki. Pada akhirnya cukup banyak ayah yang tidak ikut campur tangan dalam perkembangan sang anak.

Kepercayaan yang terbentuk di masyarakat bahwa, Ayah kurang apik dalam 'mendidik' anak-anaknya, terutama ketika anaknya adalah perempuan. Karena image yang terlanjur terbentuk adalah bahwa sosok ayah galak, tidak lembut, kurang perhatian dan tidak peka. Sehingga khawatir jika ayah terlalu banyak turut serta dalam 'pendidikan' anak perempuan, maka akan memberi pengaruh kurang baik terhadap karakternya.

Tapi ternyata tidak demikian lho! Menurut narasumber di Kick Andy (saya lupa namanya), anak perempuan yang memiliki hubungan baik dan cukup dekat dengan ayahnya daya kreatifitasnya cukup tinggi. Karena ia belajar berpikir dari cara pandang dan pola pikir dari lawan jenisnya, yaitu Ayah. Karakter tegas pada anak juga akan terbentuk. Ia akan dapat mengatakan 'tidak' dan 'iya', pada apa yang diyakininya.

Jadi, anggapan bahwa anak perempuan hasil didikan ayah tidak akan lebih baik dari didikan ibu adalah sepenuhnya mitos. Kekompakkan serta konsistensi ayah & ibu memperlakukan anak sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakternya.

"Ibu harus percaya sama Ayah"
"Ayah pun juga harus mau ya kerjasama sama Ibu" ^^