Tujuh belas anak kota yang bosan dengan polusi kopaja dan segala gemerlap gedung bertingkat, mencari persinggahan di tempat lain. Tempat yang katanya memiliki alam indah berbukit nan menawan. Tempat yang katanya memiliki populasi lumba-lumba terbesar di Asia. Tempat yang telah berhasil memerangkap banyak hati bahkan sejak pertama menyentuhkan kaki diatasnya.
Yap, kami memutuskan untuk singgah ke pulau sebelah. Mengintip sebagian kecil pesona yang diciptakan alam untuknya:
Krakatau dan Teluk Kiluan.
#Day 1 : So Long Jakarta [060412]
Halte di seberang RS. Harapan Kita jadi titik temu kami untuk kemudian menuju pelabuhan Merak. Banyak bus yang menuju ke arah Merak, tapi semakin malam akan semakin ramai. Karena 'saingan' kami malam ini adalah pekerja-pekerja yang tak sabar meninggalkan segala hiruk pikuk dan kebisingan kendaraan tak layak pakai.
Sekitar pk.20.30 perjalanan Jakarta-Merak dimulai. Dan sodara-sodara kami salah memilih bus, ternyata tidak semua bus jurusan Merak ber-AC. Bayarnya sama juga, Rp.20.000! :(
Jadi, telitilah sebelum naik!
Pk. 23.30. Merak. Titik awal petualangan kami.
Pk. 00.30. Perjalanan laut menuju Bekaheuni selama 3 jam kami habiskan di dek kapal.
Bagi saya, ini pengalaman yang luar biasa. Melihat secara langsung bagian depan kapal (yang ternyata) bisa naik dan turun #norak. Melihat gemerlap jakarta yang perlahan menghilang. Merasakan angin malam diatas kapal. Ahh..sayang malam itu bintang-bintang tak ikut menemani kami karena tertutup awan mendung.
|
uploding kendaraan |
|
awan mendung yang menemani kami sepanjang perjalanan |
#Day 2 : Touching Down Lampung [070412]
Pk. 03.30 kami resmi menginjakkan kaki di pulau seberang. Sekiar pukul 4, dari Bekaheuni langsung menuju Canti yang berjarak 2 jam perjalanan, tentunya bersama dengan 'agen' yang telah dipesan sebelumnya. hehehe.
|
welcome to canti! |
Dari Canti inilah kami akan naik perahu menuju Pulau Sebesi, tempat kami menginap. Cuaca cerah dan langit yang berawan menjadi ucapan selamat datang, seakan menggoda kami untuk mencicipi sesegera mungkin keindahan yang dimilikinya.
Eitt..tapi tahan dulu, sebelumnya kami numpang sarapan dulu di
Pulau Sebuku Kecil :D
After a break, then let's kiss some fishes!!
Masing-masing alam punya kelebihannya sendiri. Pulau Seribu tempat saya snorkeling sebelumnya memanjakan mata dengan terumbu-terumbu karangnya yang besar dan beragam. Di Pulau Sebesi ini saya bertemu banyak ikan-ikan centil yang bergerombol dan cukup aktif kalau kita 'pancing' mereka dengan biskuit. Terumbu karang disini juga lebih dangkal, jadi sebaiknya tidak memakai fin (sepatu katak), supaya tidak merusak mereka :)
|
snorkeling dikelilingi bukit |
Puas berenang bareng ikan, sebelum ke penginapan kami mampir dulu ke Pulau Umang-umang. Buat yang ke Krakatau, you must visit it!! This place is piece of paradise *tears drop*.
|
almost paradiseee~ |
|
anak kota ketemu pantai |
Bukit, laut, bebatuan besar yang terlempar dari Krakatau semua jadi satu di Pulau ini *nangis lagi*
|
i called it, Belitong kecil :) |
|
Tapa dulu sebelum UN. haha |
Bukan cuma daratan, langitpun menunjukkan keistimewaannya. Entah mengapa langit seakan terbagi dua, satu sisi mendung berawan dan sisi lain sangat cerah!
Puas icip sana sini, akhirnya ke penginapan. Eits, tapi ini bukan akhir dari perjalanan di hari kedua ini.
|
welcome |
|
aula & penginapan |
|
pemandangan di depan penginapan yang tak kalah cantik |
Selesai beres-beres, mandi, makan, lanjut ke destinasi selanjutnya:
KRAKATAU!
Menuju Krakatau, melewati Sebesi Besar (CMIIW)say hi to (son of) Krakatoa!
Pk.16.00. Setelah 2 jam perjalanan Sebesi-Krakatau akhirnya sampai.
Oia, perlu diluruskan yang akan kami daki adalah son of Krakatau. 'Ayahnya' yang tersohor itu, sampai sekarang masih dibawah laut.
Rakata
Batas pendakian adalah petak 10, jika sedang aktif biasanya wisatawan hanya diperbolehkan sampai pada petak 4. Gunung ini sungguh tidak seperti gunung-gunung lain yang hijau royo-royo penuh semak dan tumbuhan. Bagi saya ini padang pasir berkontur 45 derajat! AaaAAKkK!
Pendakian (anak) Krakatau ini ternyata melahirkan sebuah pemikiran yang super, Bung! Bahwa dalam hidup saat ingin mewujudkan harapan, impian, jangan selalu melihat ke arah akhir perjalanan kita. Karena kita akan berpikir hal harapan dan impian tsb sulit digapai, teralu jauh, melelahkan. Tapi fokuslah dengan setiap langkah yang kita jalani, setahap demi setahap, hingga akhirnya tanpa disadari kita sudah melangkah jauh mendekati, bahkan sampai di tujuan.
|
speechless memandangi alam dari puncak |
Panas, gersang, debu, batu, peluh semua terlupakan saat melihat pemandangan dari puncak (suddenly play: almost paradiseee~). Laut, gunung, langit, awan, semua berada dalam satu bingkai. Subhanallah.
|
from sky to sea :) |
|
Rakata from the top |
Ternyata baik di dunia maupun di akhirat, penggapaian surga tidaklah mudah. Butuh perjuangan dan kesungguhan hati :)
Pk. 17.30. Saatnya kembali ke penginapan. Perjalanan kali ini memakan waktu lebih lama, sekitar 3 jam. Karena ombak yang cenderung kencang.
Dan..lagi-lagi Ia memerkan karya-Nya. Purnama sempurna menampakkan wajahnya bahkan sebelum matahari selesai mengistirahatkan sinarnya, seakan berebut untuk menarik perhatian kami.
Sisi kanan, langit bersih berhias bulan cantik. Sisi kiri, langit jingga dengan bercak awan gelap yang menawan.
"Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang engkau dustakan?" (QS. Ar-Rahman)
bersambung...photos by: me, ecky, mia