Thursday, July 28, 2011

Tersadar

"Innalillahi wa innailaihi raji'un telah berpulang ke rahmatullah ibunda dari teman kita Hasan. Wafat tadi jam 9 di rumahnya. Mohon doanya agar dimaafkan segala kesalahannya dan diterima segala amalnya, dan keluarga yg ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan"

Kira-kira begitulah pesan singkat yang saya terima dari teman saya pukul 10 pagi tadi. Saya tertegun. Baru kemarin kami bertemu dan berkumpul untuk melakukan trip bersama, tertawa sampai sakit perut, foto-foto sampai mati gaya dan melakukan hal-hal konyol lainnya. Ternyata dua belas jam kemudian kami harus bertemu lagi dalam suasana yang sungguh berbeda. Duka. Maha Suci Allah yang begitu mudahnya membolak-balikkan keadaan, dan Ia memang Maha Penyayang, karena pada awalnya kami berencana untuk trip 2 hari 1 malam. Tapi karena ada dua teman lainnya yang harus SP dan UTS maka niat itu dibatalkan. Entah bagaimana jadinya jika kami benar-benar menginap, kemudian mendapatkan kabar duka ini saat masih di Sukabumi yang memakan waktu 6 jam perjalanan.

Saat ta'ziyah, saya terkejut melihat Hasan yang tampak seperti biasa. Senyum. Tenang. Seperti tidak terjadi apa-apa. Ini kedua kalinya saya melihat teman yang ditinggal oleh orang tuanya, namun mereka sangat tegar dan tetap bisa tersenyum seperti biasanya (bukan senyum formalitas karena menyambut temannya yang datang). Saya malah jadi terharu sendiri melihat kesabaran mereka.

Sambil menanti persiapan untuk menyolati jenazah, teman saya sempat bercerita mengenai kondisi almarhum ibundanya. Saat diperjalanan kemarin ternyata Hasan sempat ditelepon orang rumahnya, mengabarkan ibundanya sedang koma dan kami semua terkejut. Karena saat itu kami masih bercanda, nyanyi-nyanyi di mobil penuh semangat tanpa mengetahui kondisinya. Ya Allah maaf ya Hasan :(

Karena tempat pemakamannya dekat saya dan teman-teman lainnya ikut menguburkan jenazah. Melihat prosesi pemakaman saya jadi tersadar, Romadhon sudah begitu dekatnya namun siapa yang tahu kita akan berjodoh atau tidak dengan Romadhon tahun ini. Siapa yang mengira jika tahun lalu adalah Romadhon terakhir kita padahal sudah mempersiapkan diri untuk menyambut Romadhon yang tinggal beberapa hari. Masya Allah. Jujur saya jadi takut sendiri. Takut karena belum cukup bekal. Takut belum ada ada amal yang terus mengalir saat tak ada lagi yang bisa saya andalkan. Semoga kita semua masih dapat menicicipi pahala yang berlimpah di Romadhon tahun ini dan teman untuk saya Hasan semoga selalu diberi kesabaran oleh Allah. Amin.

"Allahumma bariklana fii sya’ban wa balighna romadhon"
Ya Allah berkahilah kami di bulan sya’ban dan sampaikanlah kami dibulan Romadhon

No comments:

Post a Comment