Monday, August 1, 2011

Lonely Nature : Cikaso & Cigangsa

Alhamdulillah, bulan Juli ini saya bisa kembali melihat tempat-tempat yang Allah ciptakan dengan segala detail keindahannya. Hihiw! Bersama 6 orang teman SMA (lagi) dan kali ini tujuannya adalah curug alias air terjun di Sukabumi, yaitu Curug Cikaso dan Curug Cigangsa. Trauma dengan pengalaman mampir ke curug di Bogor yang amburadul bersama keluarga tahun lalu, saya googling dulu sebelum berangkat. Ternyata, wow! foto-fotonya bikin saya jadi semangat'45.

Karena jarak tempuh Depok-Sukabumi yang memakan waktu 6-8 jam (udah kaya mudik), maka kami berangkat pada saat dimana muazin subuh pun masih check sound-pukul 4 pagi.

Pukul 6 pagi di Lido kondisinya temaram karena matahari harus mengalah dengan kabut yang masih setia menyelimuti Sukabumi. Trip saat weekday memberikan kesan tersendiri karena kami dapat melihat kesibukan di daerah yang dilewati. Terutama saat melihat anak-anak sekolah yang bersemangat menuju sekolahnya masing-masing ditengah cuaca yang sangat enak untuk matikan weker- tarik selimut-tidur lagi.

Klimaks dari rute perjalanan panjang ini adalah saat harus melintasi bukit yang berkelok-kelok dasyat dengan jurang sebagai ancamannya. Disini saya sangat kagum dengan skill mengemudi teman saya yang bernama Purwo as a driver yang dapat melewati itu semua dengan lancar jaya, rasanya mau standing applause plus jumping jumping saat itu juga. Silakan bagi ibu-ibu yang punya anak gadis bisa dipertimbangkan nih teman buat calon mantunya #eh

Okhay, pasca 'membelah' bukit dan mengagumi masyarakat yang masih setia tinggal di bukit yang jarang angkot-jauh tetangga-susah belanja plus melihat serunya siswa/i antar SD lomba gerak jalan akhirnya sampai juga di destinasi pertama kami: Curug Cikaso.

Harga tiket masuknya Rp.5000/orang dan untuk sampai di air terjunnya kita sewa perahu kecil dengan biaya Rp.80.000,- waktu tempuhnya ternyata setara dengan anda membuat mie instan di rumah (5 menit saja)

Selama di perahu, pemandangannya ga kalah keren

Subhanallah.. kagum sekagumnya, ga nyangka air jatuh pun bisa menghasilkan hal seindah ini.

Hem, berasa di suatu pulau kecil

Meskipun airnya sedikit (karena sedang kemarau) tapi tetap tidak mengurangi keindahannya. Justru saya bersyukur jadi kami bisa berfoto dari jarak dekat tanpa khawatir SLR basah.hehehe..

Oia, ternyata ini loh yang disebut Air Terjun Pengantin!


Puas di Cikaso, lanjut ke destinasi berikutnya yaitu Curug Cigangsa atau Curug Luhur. Nah, ternyata butuh usaha sangat besar untuk mencapai curug ini ditambah matahari yang menusuk-nusuk kulit. Tapi, berjuangan tersebut terbayar lunas setibanya di lokasi. Berwisata ke air terjun saat musim kemarau kayanya salah banget ya, tapi air terjun yang mengering jadi pesona tersendiri loh! Dinding curug Cigangsa yang berlapis-lapis setinggi gedung 4 lantai terlihat dengan jelas dan yang sangat membuat terpesona plus merinding disko ngeliatnya adalah jurang dibawahnya yang bikin ngilu lemes ngeliat kedalemannya.

Dinding air terjun kering yang berlapis-lapis

Kalo dari bawah begini keliatannya :D

Karena curug ini sebenarnya punya 2 air terjun yang tersusun secara vertikal. Jadi kalau dilihat dari atas saat kemarau begini, susunanya adalah: sungai, air terjun setinggi gedung 4 lantai, kolam yang menjadi daratan saat kering dan air terjun setinggi gedung 2 lantai.

salah satu sudut air terjun

Se-curug cuma ada 7 orang ini

Yang paling berkesan disamping otot kaku, paha nyut-nyutan adalah saat kami diminta untuk membayar tarif Curug Cigangsa yaitu Rp.2000/orang, dan ternyata eh ternyata teman saya yang sudah pernah kesana (bukan saat kemarau) tarifnya Rp.5000/orang! Agaknya tarif masuk disesuaikan dengan banyak/sedikitnya air yang terjun. hahaha..

Jalan pulang yang terus menanjak, bikin otot paha kaku

Keberadaan awan yang apik ditengah panas yang mentereng

Pukul 4 sore memulai pulang, kembali harus duduk sambil cekikikan di mobil selama 6 jam, kembali harus menyusuri 'wahana' bukit yang berkelok-kelok namun bedanya adalah kami disuguhi warna oranye sunset yang menggoda mata. Dari kejauhan juga terlihat pantai Pangandaran dengan 'dekorasi' di tiap sudutnya: pabrik, sawah, bukit.

Perjalanan akhirnya selesai pukul 10 malam saat kami melawati gerbang "Selamat Datang di Kota Depok". Pengalaman kali ini cuma berharga kurang dari 100 ribu loh!

The last, see you around on the next trip! :D








7 comments:

  1. haha. kocak, noy. eh kenapa sih disebut curug penganti? itu tuh yg tempat syuting filmnya tamara blezinsky yah?

    ReplyDelete
  2. aaaa..gw sakit nih jadi gak bisa ikut :((

    ReplyDelete
  3. kinoy,, gw baru tau kalo elo olang punya blog :D
    dah gw masukin blogroll gw, siap2 gw kunjungi terus ya, ahey, HOBA!! :D

    ReplyDelete
  4. @Andy: wasw. salam kenal juga :D

    @dhay: jd konon katanya, pd jaman kisanak-nyai dulu ada penganten yang jatoh dan tewas disitu (gatau juga sih tuh knp mereka disana).Tp filmnya Tamara bkn disitu syutingnya dhay, judulnya doang.

    @eq: gpp q kan lo bisa liat poto2nya.haha *ngibrit

    @fajrie: ya ampun jrie ga gaul sih lo, baru tau keberadaan blog gw *sok beken*

    ReplyDelete
  5. noy, emang pengantennya jatoh dan tewas? bukannya kemaren ceritanya di atas curug cikaso itu dulu ada anak curug lagi sekitar 5 meter, trs ada penganten yang lg poto2 trus tau-tau ilang yak? eh apa jgn2 gw kmrn dikibulin ama si wanda hamidah? hahaha

    ReplyDelete
  6. eh iya ya, lupa gw.Yg gw inget begitu ceritanya.hahaha (sungguh tidak valid)

    ReplyDelete
  7. bukan jatoh tau pengantennya, ilang, tapi bukan karna poto2 juga mul, cerita itu tuh settingannya tahun jebot, mana ada kemera -___-

    ReplyDelete