Pukul delapan tiga puluh. Mentari kian meninggi, sinarnya menantang mata dan semakin menyegat kulit. Seharusnya pagi ini bisa dikatakan indah, tapi bagi penduduk kota yang tak pernah tidur, pagi ini sama saja seperti sebelumnya-bahkan mungkin lebih buruk.
Lampu merah. Mencoba membohongi diri, menikmati pagi terik-menengadahkan kepala mengintip langit biru..
Blush!!
“Sialan!”
Bagaimanapun matahari dan kepulan asap dari kaleng-kaleng sarden beroda empat bukanlah kombinasi yang indah untuk pagi di kota ini.
No comments:
Post a Comment