Monday, February 18, 2013

Well Done, Neighbour!

Karena matkul setitik rusak rencana setahunan. Rencana trip ke ASEAN akhirnya tertunda (ketimbang gagal saya lebih suka bilang tertunda aja deh -.-). Daripada tiket yang dibeli hangus semua, akhirnya jalan juga, setidaknya 1 dari 3 tiket kepake walaupun jauh dari rencana sebelumnya.

Kali ini mengunjungi tetangga jauh tapi serumpun, yang punya rumah kecil tapi tertata apik. Singapura.
Kemakan omongan sendiri sih, selama ini nyinyir sama orang yang lebih milih jalan-jalan ke SG daripada menilik Indonesia. Karena buat saya yang lebih suka wisata alam, SG itu ga ada apa-apa yang bisa diliat, "Yaela mending uangnya gw pake ke Komodo deh". Tapi yaa..mau bagaimana lagi *suara serak Doraemon*.

Sejuta orang udah tau lah ya kondisi SG yang rapi, tertib, nyaman, aman, dsb. Tapi ada hal yang paling berkesan bagi saya adalah bagaimana cara mereka menjadikan hal sederhana jadi luar biasa menarik *sungkem*

 #1. National Museum of Singapore


Seperti namanya disini berisi segala hal tentang SG, dari mulai ras yang ada disana, pakaian, makanan, sejarah, dll. Frankly speaking, mereka GA punya kebudayaan otentik yang bisa layak di-share. Karena disana itu ibarat tempat singgah, semua orang dari berbagai etnik ada disana. Awalnya Singapura itu ternyata adalah tempat penguasa Palembang (aduh lupa deh namanya, Sri Banowati atau siapalah gitu) melarikan diri.
Flora & fauna juga mereka ga punya.Yang di display itu: rambutan, mangga, pepaya dan flora lain yang bisa ditemui di setip sudut kebon Tanah Baru.

display flora
buat yang penasaran sama aromanya

Dengan konten yang gitu-gitu doang tapi bisa bikin saya betah dan menikmati semua display. Menurut saya mereka sadar kalau apa yang dipunya sesungguhnya ga menarik-menarik amat. Jadi mereka berusaha membuat display yang seru & interactive, yang bikin pengunjung mau coba. Dan mereka berhasil!

yang masih dipake di Indonesia, udah di museum-kan

Di NMS juga ada ruang Pewayangan, dimana disitu kita bisa liat perkembangan perfilman di SG. Kumpulan filmnya, ada india, cina dan melayu. Lagi-lagi display ruangannya ciamik, dibuat seperti teater kecil dengan memutar film-film jaman dulu dan ada soundtrack yang bisa kita dengerin. 
 


tinggal pilih mau dengerin lagu yang mana

headsetnya ga abal-abal lho, suaranya jernih (Y-Y)
salah satu poster film jadul


Saya jadi sadar, "mennn..Indonesia kaya banget!!". Ga kebayang, kerennya Museum Nasional Indonesia kalau dikelola dengan baik. Pasti 5 lantai ga cukup. Banyak banget yang bisa ditampilin secara menarik, adat isitadat pernikahan tiap daerah yang rumit, rumah adat yang punya arti di setiap pemakaian bahannya, makanan yang dibuat dengan beragam rempah, flora & fauna endemik. Pasti bakal epic banget.

di ruangan sejarah, setiap pengunjung dipinjamkan tab *nangis*
bisa mendengarkan dengan lebih fokus
Belum pernah dalam hidup saya kunjungan ke museum mengahbiskan waktu berjam-jam dan menyimak setiap konten yang ada di dalamnya.

atap transparan, bikin ujan jd seru!
berapa lantai? ratusan! :p

Ga kalah penting, souvenir yang dijual disana juga bagus-bagus. Meskipun yang dijual tuh ga ada hubungannya sih sama museum itu. Tapi setidaknya menggoda untuk dibeli. Hahaha. 

#2. Museum Pengelolaan Air (Marina Barage)
Awalnya tertarik mengunjungi karena di bagian atas gedungnya ada taman untuk umum. Biasanya dipakai untuk olah raga sama main layangan. Pemandangannya bagus, apalagi kalau malam.

bagian luar Marina Barage

Seperti namanya, jadi museum ini mengedukasi bagaimana sebenarnya pengelolaan air di Singapura sampai akhirnya layak minum tanpa harus dimasak. Gitu doang? Don't judge a museum by its title nona. Haha. Karena begitu sampai dalam, mau nangis rasanya ngeliat display setiap ruangan.

ruangan pertama yang udah bikin takjub
Menarik, niat, kreatif dan yang paling bikin mangap adalah simulasi bendungan yang disediakan disana. Bagaimana cara pemerintah melakukan tindakan preventif supaya air ga menggenangi kota saat hujan besar. Simulasinya lengkap dengan suara gemuruh, kilatan cahaya dan hujan lho!


hampir semua media interaksinya adalah touchscreen
Tapi kayanya museum ini kurang terkenal di kalangan wisatawan, mungkin karena jauh ya. Tapi worth to visit man! Free lagi :D

make sure to bring back your trash

lapangan yang bikin betah
pelabuhan dan aktivitasnya
yang paling dinanti, suasana senja
finally the lights on
Dua tempat itu jadi hal yang sangat berkesan banget buat saya. Karena banyak pelajaran yang bisa di dapat dan bikin saya jadi pengeenn banget bikin Museum Nasional Indonesia atau setidaknya ngebenerin yang udah ada tapi pengelolaannya bapuk, contoh nyata: Planetarium, tempat wisata sejuta potensi tapi minim kreasi.

Pelajaran lain juga, konsistensi pengelolaan akan terus mendatagkan keuntungan. Museum-museum tsb, meskipun saya ga tau kapan dibangunnya tapi kondisinya masih sangat bagus tanpa cacat sedikitpun. Jadi pengunjung betah, kalau pengunjung senang pastinya akan terjadi word of mouth-promosi dari mulut ke mulut dengan sendirinya. Kelemahan tempat wisata di Indonesia kan biasanya makin lama makin lapuk, contohnya Pusat Primata Schumutzer yang awalnya sangat apik dan modern tapi sekarang ga terawat lagi (ga takut didatengin almh.Ibu Schumutzer apa tuh ya, tempat wisata hasil donasinya ga lagi dikelola dengan serius) dan museum-museum lainnya yang banyak terkesan tua, spooky dan terabaikan.

Kalau menurut saya sih, pemerintah kalau mau mengembangkan pariwisata di Indonesia ga perlu tuh study banding segala. Cukup panggil aja backpacker dan para traveller dan adain FGD karena mereka pasti dapet banyak insight yang bisa di share dan untuk kemudian di adaptasi. Ga usah dibayar pun mereka akan dengan senang hati berbagi.

Wejangan terakhir dari saya, sayang banget kalau ke SG niatnya cuma belanja. Yahh.. setiap orang punya interest yang beda sih, yaahh...sudahlah :p

10 comments:

  1. Singapura emang keren tata kelolanya, mulai dari tata kota, pemerintahan, sampe pariwisatanya.

    Wajar, Singapura gak akan bisa bertahan semakmur dan sejauh ini tanpa ada yang extraordinary dari negaranya (ngeliat berbagai keterbatasan yang ada di Singapura).

    Well done Spore :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. yap, akhirnya keterbatasan yg mendorong mereka berbuat lebih

      Delete
  2. itu taman mini menurut gua keren banget loh, tapi memang kurang menarik bagi orang dewasa ya kayanya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. menarik tp kurang interactive aja gitu jrie kayanya. hehe #sotoy

      Delete
  3. noy, gw jadi piguran mulu di potonya. royalti oy royalti :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. ga ada yg bisa membuktikan itu elo ci, krn ga keliatan mukanya xD

      Delete
  4. lho kok itu bisa ada film indonesia banget kykny?

    ReplyDelete
  5. doh, keren2 banget museum di sana yak noy? kapan yak museum di endonesa bs keren ajibb kayak di s'pore gt? gilee, keren abiss ituu museum yang sampe minjemin tab ke pengunjung. ga boleh dibawa pulang ya noy? hihihi

    ReplyDelete
    Replies
    1. mungkin nanti saat indonesia udah surplus APBN-nya. kekeke

      Delete